Review Suzuki Karimun Wagon-R GS AGS 2016 setelah pemakaian 4 tahun

 Assalamualaikum wr wb, apa kabar bro & sist? Semoga semua dalam keadaan sehat ya....Aamiin

Di tahun 2016, penulis tertarik untuk membeli kendaraan roda 4 mungil. Saat itu syaratnya adalah bentuk kecil, ruang dalam lega (piye rupane cilik mung jobone gede....😁), irit bahan bakar, dan bertransmisi matic. Setelah melalui seleksi yang cukup panjang, akhirnya diputuskan untuk meminang Suzuki Karimun Wagon-R type GS bertransmisi Auto Gear Shift dan memiliki Air Bag dan sudah menggunakan velg berdiameter 14".

Speedometer Kaput

Berjantung pacu K10B kapasitas 998 cc 3 silinder DOHC berpendingin cairan, kompresi 10,0:1 yang dipasok bahan bakar oleh Electronic Fuel Injection memiliki tenaga 68 PS dan Torsi 90 Nm serta bobot hanya 840 kg membuat mobil ini sangat irit bahan bakar, murah dalam perawatan dan tetap  dapat berlari kencang. Penulis pernah mencoba menggeber mobil ini hingga 140 kpj@4000RPM di gigi 5, injakan pada pedal gas masih belum habis, masih jauh dari red line, hanya nyali saja yang membatasi tenaga mobil ini. Mobil bertransmisi AGS (Auto Gear Shit) adalah mobil bertransmisi  manual yang dirubah oleh Suzuki menjadi bertransmisi automatik dengan bantuan Aktuator Hidrolik Elektronik buatan Magneti Marelli membuat mobil ini memiliki transmisi Matik & Manual sekaligus. Hanya saja, buat yang belum terbiasa akan terasa gejala "lag" (kosong) saat pergantian gigi naik pada mode Matik. Mengakalinya, pada saat percepatan hingga putaran mesin diatas 3000 RPM, lepaskan kaki dari pedal gas kemudian injak kembali, maka gigi akan berubah naik dengan smooth.

Mesin 998 cc K10B
Saat ini si Kaput (Karimun Putih) telah mencapai 56000 KM on going, service selalu dilakukan di Bengkel Resmi sehingga performa mesin, power steering, AC, mesin, audio belum mengalami kendala. Hanya bearing roda belakang sebelah kanan pernah diganti karena sering melalui jalan jelek yang banyak berlubang.
Paling jauh Kaput dikendarai ke Surabaya via Tol, kecepatan rata-rata yang diraih selama di tol di kisaran 100 km/jam, kadang keasyikan sampai 120 km/jam. Bensin PP tidak sampai Rp 900,000,- (Pertamax). Lebih mahal tol ketimbang bensinnya...😊
Untuk jalan macet tanjakan, pengemudi harus sering menarik rem tangan saat berhenti, dan pada saat berjalan kembali, lebih baik mempergunakan mode "manual" untuk menghindari perpindahan gigi tinggi sementara  kondisi masih macet (stop & go).
Ruangan terasa cukup lega karena bentuk mobil yang tinggi. Kualitas material bodi & cat sepertinya lebih baik dibanding kompetitor.
Untuk type ini, power window hanya ada dibagian depan, sementara di belakang masih menggunakan manual. Suspensi masih lumayan setelah 4 tahun pemakaian, belum saatnya diganti. Biaya perawatan di Beres setiap kelipatan 5.000 KM berkisar Rp 500,000,-an, sementara pada kelipatan 10.000 KM sekitar Rp 1,000,000,-an.
Walau modelnya boxy alias mengotak, tapi biaya service murah, bensin irit, ruangan cukup lega, pandangan luas (karena posisi jok tinggi), tapi penulis tambah sayang si Kaput. 
Wassalam.









Comments

Popular posts from this blog

Suzuki FXR150, motor canggih di jamannya

Modifikasi Kawasaki Pulsar 200NS jadi BMW R9T

Kopi Daong, tempat ngopi ditengah hutan pinus Bogor